55 KRITIK TERHADAP
TEORI ROSTOW
S. Kuznets,
dia mengatakan bahwa Teori Rostow itu harus mempunyai ciri-ciri empiris serta
setiap tahap harus cukup menunjukkan perbedaan dan adanya analisis dari setiap
tahap untuk memasuki tahap berikutnya.
Sebagai
contoh menurut Kuznets adanya kekaburan antara setiap saat seperti tahap
prasyarat lepas landas dan lepas landas itu sukar dibedakan.
Selain itu
menurut Kuznets bahwa teorinya Rostow itu belum jelas menunjukkan, dalam
masyarakat yang bagaimana hal itu dapat terjadi.
Namun
demikian apabila dilihat dari contoh-contoh yang disampaikannya jelas adanya
pengalaman negara maju, dan Rostow ingin menunjukkan pula kepada pengalaman
yang akan terjadi untuk negara-negara yang sedang membangun.
Menurut
Kuznets melihat kurang pentingnya membedakan tahap lepas landas dengan tahap
sebelum atau sesuadahnya dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
pesat bukan dimulai dari tahap lepas landas tetapi telah berlangsung pada tahap
sebelumnya.
Sebagai
contoh apabila suatu negara mempersiapkan diri
untuk pembangunan yang lebih maju, maka pada waktu yang bersamaan telah
terjadi pembangunan yang pesat.
Atau dilain
pihak Kuznets melihat adanya perbedaan antara pengalaman berbagai negara karena
sejarah negara itu sendiri.
Sebagai
akhir dari kritik Kuznets terhadap teorinya Rostow ialah tahap yang terjadi
setelah lepas landas akan terjadi pembangunan self- substained yaitu proses yang akan berjalan dengan sendirinya
akan menciptakan kekuatan untuk mewujudkan pembangunan.
Hal ini
menurut Kuznets adlah gejala gejala umum dari proses pembangunan sebab proses
pembangunan adalah proses adu kekuatan antara factor-faktor yang mendorong
pembangunan dan faktor- factor yang menghambat.
Jadi proses
itu bukanlah suatu yang terjadi secara otomatis menciptakan tarap peningkatan
ekonomi.
Sumber:
Bintoro Tjokroamidjojo, Mirrian Syofian, Muchtar
Machmud, Administrasi Pembangunan, Penerbit Karunia, Jakarta, 1987, h. 2.33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar