40 Kelemahan Penggunaan Konsultan Internal
1.
Kemungkinan kurangnya ketrampilan
khusus ds dalam teori dan teknik Pengembangan Organisasi (PO), apalagi bila
yang bersangkutan hanya mengandalkan pengalaman tanpa pendidikan atau pelatihan
khusus untuk itu;
2.
Kerana keterikatan psikologisnya
kepada organisasi, konsultan internal mungkin tidak bebas dari subyektivitas
dalam menganalisis permasalahan dan menyarankan perubahan;
3.
Kemungkinan konsultan internal akan
terpukau oleh system operasional yang
berlaku dan menyesuaikan saran-sarannya dengan selera manajemen, suatu hal yang
sangat mungkin terjadi karena karier, jabatn di masa depan dan penghasilannya,
tergantung pada manajemen yang menjadi klien tetapi sekaligus rekan atau
atasannya;
4.
Hubungannya dengan para karyawan
lain akan diwarnai oleh sifat interaksi yang sudah terjalin di masa lalu.
Lumrah apabila dengan orang-orang
tertentu interaksi tersebut bersifat harmonis dan lumrah pula apabila dengan
sebagian pihak yang bersangkutan diperlakukan dengan sikap bermusuhan, atau
paling sedikit dengan sikap yang tidak bersahabat;
5.
Konsultan
internal mungkin tidak memiliki kekuasaan atau kewenangan tertentu yang sebetulnya
diperlukan dalam melaksanakan berbagai jenis intervensi yang harus dilakukan;
Terlepas dari siapa yang digunakan
konsultan eksternal atau konsultan internal , konsultan tersebut harus mampu
menembus berbagai rintangan dalam birokrasi organisasi, termasuk percaturan
politik yang terjadi di dalamnya.
Hal ini sangat penting untuk
mendapat perhatian konsultan kerana jika akan terjadi penolakan terhadap
perubahan yang akan disarankan, penolakan itu biasanya berasal dari anggota
birokrasi organisasi, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, dengan
berbagai pertimbangan dan alasannya.
Hanya dengan demikianlah ia dapat
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan kreativitas, kerja sama tim dan
iklim saling mempercayai dalam organisasi, hal-hal yang mutlak ada dalam dan
bahkan merupakan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan PO.
Sumber:
Sondang P. Siagian, Teori
Pengembangan Organisasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1995, h. 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar