Gaya Kepemimpinan
Pendidikan adalah proses bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada
anak yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangan oiptimal
sehingga anak mencapai kedewasaannya.
Hanya dengan pendidikan yang baik, setiap orang akan mengetahui hak dan
tanggung jawabnya sebagal individu, anggota masyarakat dan sebagal
makhluk Tuhan. Karena itu pendidikan merupakan hal fundamental dalam
totalitas kehi¬dupan manusia, sebagaimana dijelaskan Suparno, SJ (2002)
pendidikan bertujuan untuk membantu generasi muda menjadi manusia yang
berkembang semua unsur kemanusiaannya baik spiritualitas, moralitas,
sosialitas, rasa, maupun rasionalitas". Jadi pendidikan merupakan hak
setiap pribadi yang memung kinkan dirinya akan menjadi manusia
berkepribadian paripurna.
Setiap lembaga pendidikan nasional bermuara kepada pencapaian tujuan
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 UU/No/20/2003) bahwa:"Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencer daskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab".
Pendidikan nasional ini adalah pendidikan yang integral dengan fokus
pembinaan potensi pribadi, spiritual, dan intelektual serta potensi
kemasyarakatan. Karena itu, seluruh jalur, jenjang dan jenis pendidikan
bertanggung jawab dalam mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
di atas. Keberadaan sekolah, madrasah dan pesantren semakin perlu
dioptimalkan peran dan aktivitas pendidikannya sebagai wahana
pengembangan sumberdaya manusia (SDM) bangsa Indonesia di bawah payung
sistem pendidikan nasional.
Berkenaan dengan fungsi pendidikan dalam perspektif sosial saat kini,
patut disimak apa yang diekmukakan dalani The Dakar Framework For Action
(2000:8) yang diterbitkan UNESCO, dijelaskan bahwa: "Education is a
fundamental human right. It is the key to sustainable developrnent and
peace and stability within and among countries, and thus an indispens
able means for effective participant in the societies and economies
ofthe twenty-first century, ivhkh are affected by rapid ghbalization".
Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang menjadi kunci keberlanjutan
pembangunan dan kedamaian pada semua negara, dan dalam konteks pergaulan
antar negara. Terutama dalam mengantisipasi dinamika global, maka pem
berdayaan sumberdaya manusia melalui pendidikan merupakan kata kunci
yang tidak boleh diabaikan sedikitpun, kecuali bagi bangsa yang merasa
rendah diri menghadapi kemajuan zaman.
Secara paradigmatik, model pendidikan yang dikembang kan saat ini
memiliki tiga pendekatan dalam pandangan Amin yang dikemukakan Al Hamdi
(2005:17), yaitu:
Pertama, pendidikan integralistik mengandung komponen komponen kehidupan
yang meliputi: Tuhan, manusia dan alam. Pendidikan integralistik
berpandangan bahwa manusia merupakan pribadi jasmani-rohani,
intelektual, perasaan dan individu-sosial. Dengan demikian, pendidikan
integralistik dapat menghasilkan manusia yang memiliki integritas
tinggi, yang mampu mensyukuri segala nikmat dan karunia Tuhan, yang
mampu menyatukan potensi dirinya, yang dapat menyatu dengan masyarakat
serta menyatu dengan alam lingkungannya.
Kedua, pendidikan humanistik memang manusia sebagai manusia, yakni
makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki fitrah dan potensi-potensi, yang
menyadari bahwa fitrahnya perlu dijaga dan dipelihara serta menyadari
bahwa potensi-potensi yang ada pada dirinya perlu terus dikembangkan
sehingga ia dapat melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan
dirinya.
Ketiga, pendidikan yang pragmatik adalah pendidikan yang memandang
manusia sebagai makhluk hidup yang mem butuhkan sesuatu untuk
melangsungkan, mempetahankan dan mengembangkan hidupnya baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan pendidikan yang berakar budaya
kuat, berarti pendidikan yang tidak pernah meninggalkan akar sejarah
kemanusiaannya.
Dengan demikian, pendidikan dapat dipandang sebagai proses yang
dijalankan oleh pendidik, dan juga dapat dipandang sebagai lembaga
formal yang menjalankan fungsi sebagai sistem pendidikan formal. Dalam
kerangka konseptual ini, pendidikan mengandung usnur-unsur, yaitu: dasar
dan tujuan, pendidik,peserta didik,alat dan metode pendidikan
(kurikulum), dan lingkungan pendidikan.
Sebagai proses pembinaan potensi secara integral, terencana dan
sistemik, dan sekaligus sebagai transformasi budaya pada intinya
memberikan kontribusi mendewasakan generasi muda dan mengembangkan
budaya bangsanya. Karena itu pendidikan berfungsi sebagai pembentukan
kepribadian seutuhnya yang tunduk kepada dimensi transendental Tuhan,
memelihara diri dan menghargaidan lingkungan sosial, alam dan budaya. Di
samping itu, pendidikan juga sebagai kunci pembangunan berkelanjutan,
perdamaian dan stabilitas pada berbagai negara, yang kemudian sangat
diperlukan dan bermakna bagi partisipasi efektif dalam pembangunan
masyarakat, ekonomi dan kemanusiaan pada abad ke-21.
Kata kunci kedua yang perlu dijelaskan adalah kepemim pinan. Frigon dan
Jackson (1996:1) menjelaskan kepemimpinan bahwa: "leadership is the art
and science ofgetting others to perform and achieve vision".Tegasnya
kepemimpinan adalah seni dan ilmu memperoleh tindakan dari orang lain
dan mencapai visi". Intinya adalah mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu dengan bertolak dari kekuatan visi".
Dengan demikian, kepemimpinan pendidikan memiliki makna yang sangat
luas. Dalam hal penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan
adalah proses mempengaruhi personil kependidikan yang berlangsung pada
organisasi yang mengelola lembaga pendidikan dan yang berlangsung di
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektifdan efisien.
Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, mengacu kepada Al Hamdani (2004)
kepemimpinan pendidikan adalah kepemimpinan yang mampu berkreasi,
memberi inspirasi dan mampu memotivasi segenap potensi yang dimiliki
oleh lembaga pendidikan Islam, baik potensi internal maupun potensi
eksternal".
Sejalan dengan penegasan di atas, Madhi (2001:2) mene gaskan bahwa
kepemimpinan pendidikan (qiyaad Tarbawiyah atau educative leadership)
adalah suatu kepemimpinan yang spesifik mendidik generasi membina umat
dan berusaha mem bangkitkannya" .
Dalam perspektif ini, dapat disimpulkan bahwa kepemim pinan pendidikan
dapat diperankan oleh para perancang, kepala sekolah, pengelola dan
pembina lembaga pendidikan di satu sisi. Disisi lain kepemimpinan
pendidikan adalah pengaruh yang ditimbulkan dalam interaksi tenaga
kependidikan (kepala sekolah, guru, pengawas, tenaga laboran,
pustakawan, guru pembimbing) dengan peserta didik dalam kelas maupun di
luar kelas untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar