54 POTENSI MANFAAT KEPEMIMPINAN PARTISIPASI
Kepemimpinan partisipasi menawarkan beragam potensi manfaat,
tetapi apakah manfaat itu nyata bergantung pada siapakah partisipannya, dan
berapa banyak pengaruh yang mereka miliki, dan aspek lain dari situasi
keputusan.
Empat potensi manfaat meliputi kualitas keputusan yang lebih
tinggi, penerimaan keputusan yang lebih tinggi oleh partisipan, kepuasan lebih
atas proses keputusan dan pengembangan ketrampilan pembuatan keputusan.
Kualitas Keputusan:
Melibatkan orang lain dalam membuat keputusan akan lebih
mungkin untuk meningkatkan kualitas dari pada keputusan saat para partisipan
memiliki informasi dan pengetahuan yang
tidak dimiliki pemimpin dan bersedia untuk bekerja sama dalam menemukan solusi
yang baik atas masalah keputusan.
Bekerja sama dan
berbagi pengetahuan akan bergantung kepada batas di mana para partisipan
mempercayai pemimpin dan pemimpin memiliki sasaran yang tidak dapat
dibandingkan, kerja sama tidak mungkin akan terjadi.
Saat tidak adanya kerjasama, partisipasi dapat mengurangi
bukannya meningkatkan kualitas keputusan.
Bahkan dengan kerjasama yang tinggi, tidak ada jaminan bahwa
partisipasi akan menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Proses keputusan yang digunakan oleh kelompok akan
menentukan apakah anggota mampu mencapai kata sepakat, dan akan menentukan
batas di mana keputusan itu memasukkan keahlian dan pengatahuan para
anggotanya.
Jika para anggota memiliki persepsi berbeda akan masalah itu
atau prioritas berbeda akan berbagai hasiul, sangatlah sulit untuk menemukan
keputusan yang berkualitas tinggi.
Kelompok mungkin gagal mencapai kesepakatan atau gagal
mengatasi kompromi yang buruk.
Akhirnya, aspek lain dan situasi keputusan seperti tekanan
waktu, jumlah partisipan, dan kebijakan formal dapat membuat bentuk partisipasi
menjadi tidak praktis.
Penerimaan Keputusan
Orang yang memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam mebuat keputusan cenderung untuk menganali dan
memandangnya sebagai keputusan mereka.
Rasa kepemilikan ini meningkatkan motivasi mereka untuk
menerapkannya dengan berhasil.
Partisipasi juga memberikan pemahaman yang lebih baik atas
sifat masalah keputusan dan alas an mengapa alternative tertentu diterima dan
lainnya ditolak.
Partisipan mendapat pemahaman yang lebih baik tentang
mengurangi ketakutan dan kecemasan yang tidak beralasan tentangnya.
Jia ada kemungkinan konsekwensi merugikan, partisipasi
mengijikan orang mendapatkan solusi yang memcahkan kekhawatiran ini.
Akhirnya, jika
keputusan dilakukan melalui proses
partisipasi yang sah oleh sebagian besar anggota, maka kelompok itu akan
mengkin menerapkan tekanan social pada anggota yang segan untuk melakukan
bagian mereka dalam menerapkan keputusan/.
Keputusan Terhadap Proses Keputusan.
Penelitian mengenai keadilan procedural (misalnya Earley
& Lind, 1987; Lind & Tyler, 1988), menemukan bahwa kesempatan utuk memperlihatkan pendapat dan
pilihan sebelum keputusan dibuat (yang
disebut “suara”) dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan tanpa melihat
jumlah pengaruh actual yng dimiliki partisipan atas keputusan akhir (yang
disebut “pilihan”).
Orang akan lebih mungkin memandang bahwa mereka diperlakukan
dengan bermartabat dan rasa hormat saat mereka memiliki kesempatan untuk
mereka.
Hasil yang dimungkinkan adalah persepsi yang lebih besar
atas keadilan procedural dan keputusan
yang lebih kuat terhadap proses keputusan (Roberson, Moye & Locke, 1999).
Namun jika tidak ada pengaruh sebenarnya atas keputusan,
suara itu saja mungkin tidak menghasilkan komitmen yang kuat untuk menerapkan
kepuasan itu.
Selanjutnya proses tersebut dapat menurunkan bukannya
meningkatkan kepuasan jika partisipan memandang bahwa pemimpin sedang berusaha
memanipulasi mereka untuk mendukung keputusan yang tidak disukai.
Sumber:
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Kelima,
Edisi Indonesia, Edisi Kelima, Penerbit PT Indeks, 2010, hal 101 –102.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar